Batik Tak Hanya dari Jawa


Selama ini batik mungkin dikenal luas sebagai kain tradisional yang khas dari Pulau Jawa. Kenyataannya, batik adalah budaya nusantara karena menyebar dari Sumatra hingga Papua. Beragam jenis dan motif batik tersebar dengan keunikan dan ciri khasnya masing-masing.

Sebut saja Bengkulu, Kalimantan, Sulawesi, Papua, juga Madura yang selama ini tidak pernah kedengaran cerita soal kain tradisionalnya. Semua daerah ini memiliki batik dengan keunikan motif dan sentuhan pelukisan sendiri. Maka, dalam pameran batik dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda dengan tema ‘Reborn Indonesiaku!’ di Kampus Universitas Atmajaya Jakarta, 25-27 Oktober 2008, dipamerkna motif batik yang tidak hanya dari Jawa.

Batik, Batik Tulis, Batik Indonesia, Batik Nusantara, Kain Batik
Cerita soal batik dari daerah di luar Jawa memang jarang kedengaran. Untuk itulah, panitia ingin mengajak masyarakat mengenal kain tradisional dalam negeri yang sempat diklaim Malaysia sebagai warisan negerinya.

“Kita itu seringnya dipaksa melestarikan batik tanpa tahu apa-apa. Batik itu ternyata milik se-nusantara, tapi kok diklaimnya duluan ama Malaysia,” ujar Ningsih, penanggung jawab pameran batik. Tiap-tiap motif dan warna batik memiliki filosofinya sendiri.

Batik Madura misalnya. Seperti yang tertutur dalam keterangan di sampingnya, tampilan batik asal pulau garam ini memiliki ciri khas tersendiri, seperti warna-warna yang cerah dan motif yang beragam menunjukkan karakter masyarakat lokal. Warna batiknya adalah warna-warna berani, mulai dari merah, hijau, kuning dan biru. Batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Motif batik Madura berbeda karena pengaruh dari daerah pinggiran, seperti gambar burung.
Batik Madura juga memiliki cerita masing-masing. Misal, batik tipe Tasik Malaya diadopsi dari cerita penantian seorang istri terhadap suaminya. Kemudian terdapat pula cerita tentang panji suci, nyiur melambai, tar poteh yang memiliki latar putih bermakna sebagai kesucian seorang wanita serta cah keneh yaitu perempuan cantik dari Cina.

Yang tak kalah uniknya adalah tampilnya batik hasil perkawinan budaya dua kawasan, pedalaman dan pesisir, yang dinamakan Batik Tiga Negeri. Batik ini merupakan perkawinan dari keunikan budaya Yogyakarta dan Solo yang termasuk kawasan pedalaman dan daerah Pekalongan yang merupakan kawasan pesisir. Menurut Ningsih, batik dari kawasan pedalaman biasanya didominasi oleh warna-warna gelap, sementara batik dari kawasan pesisir sebaliknya.

Memang ketika dilihat sekilas, warna coklat dan hitam dipadu dengan motif biru muda, hijau muda dan merah keunguan.Batik Tertua Ningsih mengatakan pameran ini juga istimewa karena menampilkan koleksi batik tertua, antara lain Batik Motif Sekar Jagat dan Batik Yogya yang didatangkan langsung dari Pacitan, Jawa Timur. Batik ini dibuat sekitar awal tahun 1900-an.

Ningsih sangat berbahagia, panitia dapat menampilkan batik dari daerah asal Presiden SBY itu. Batik Motif Sekar Jagat yang merupakan koleksi seorang perempuan bernama Rukmini itu, dibuat pada tahun 1948. Batik ini dibuat untuk dipakai pada saat kiisuda atau pengangkatan ayahnya sebagai Kepala Desa Arjokiinangun pada tahun tersebut.

[kompas.com]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Batik Tak Hanya dari Jawa"