Ciri Khas Batik Cirebonan
Sudah sejak dahulu Jawa Tengah di kenal masyarakat luas, bahkan hingga ke manca Negara, sebagai daerah pusat kerajinan Batik di Indonesia. Pada umumnya, masyarakat sangat familiar dengan Batik Jogja, Batik Solo ataupun Batik Pekalongan, baik untuk batik tulis maupun batik cetaknya. Padahal, sebenarnya daerah lain di Jawa Tengah juga banyak yang memiliki kerajinan batik dengan ciri khas tersendiri, yang tak kalah cantik dengan batik-batik dari Jogja, Solo ataupun Pekalongan. Salah satunya adalah Batik Cirebonan atau Batik Cirebon.
Setelah sekian lama tenggelam, baru sekitar sepuluh hingga lima belas tahun belakangan, Batik Cirebon kembali mendapatkan popularitasnya. Salah satu daerah yang terkenal sebagai penghasil Batik di Cirebon adalah Trusmi. Oleh karena itu, Batik Cirebon sering juga di sebut dengan Batik Trusmi, di daerah ini pula tercipta berbagai macam corak dan model Batik Cirebon. Secara umum, Batik Cirebon dikenal sebagai batik pesisiran, dengan warna dan coraknya yang lebih cerah dan berani .
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan atau juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh batik Cirebon adalah sbb:
- Desain batik Cirebonan yang bernuansa klasik tradisional pada umumnya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian-bagian motif tertentu. Disamping itu terdapat pula unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.
- Batik Cirebonan klasik tradisional selalu bercirikan memiliki warna pada bagian latar (dasar kain) lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.
- Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan. Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
- Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber (terbuat dari batang bambu yang pada bagian ujungnya diberi potongan benang-benang katun yang tebal serta dimasukkan pada salah satu ujung batang bambu).
- Warna-warna dominan batik Cirebonan klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
- Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng). Bentuk ragam hias tanahan atau rentesan ini biasanya digunakan oleh batik-batik dari Pekalongan.
Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Perkembangan pada masa sekarang, pewarnaan yang dimiliki oleh batik Cirebonan lebih beraneka warna dan menggunakan unsur-unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa. [ diambil dari berbagai sumber ]
By Tubanstore
0 Response to "Ciri Khas Batik Cirebonan"
Post a Comment