Batik Batak Kontemporer Valentina Siagian
Di tangan Valentina Siagian, batik Batak menjadi lebih menarik dan cantik karena permainan warna dan modifikasi motif.
Tidak mudah bagi Valentina mendapatkan perajin batik. Dalam lima tahun ia tiga kali berganti perajin batik. Perajin yang terpilih sekarang ini sangat mengerti keinginannya. Tidak hanya membuat batik dari motif Batak yang sesuai pakem Valentina juga ingin memadukan berbagai motif, misalnya motif gorga (Batak) dengan motif parang (Jawa), dan dipadukan motif modern seperti polkadot.
Motif dari kayu di rumah-rumah Batak dan ulos adalah sumber inspirasi
bagi Valentina untuk motif kain Batiktak. Ia juga memasukkan motif cicak
yang filosofinya digunakan di masyarakat Batak. “Orang Batak itu harus
bisa seperti cicak. Cicak bisa menempel di mana saja, tersebar di mana
saja,” jelas ibu tiga anak ini. Dan tentu saja, ia menggunakan
motif-motif batik Batak seperti gorga besar, gorga KS (Kelok 8), gorga
MP (kombinasi motif parang), gorga variasi angin putor, sadum, ipon-ipon
tarhatotong, songkor-songkor bravo, bunga gundur, tumpal kari,
dasanawalu, maragam, dan lainnya.
Yang menjadi ciri khas Batiktak adalah campuran warna yang membedakannya dengan batik Batak kuno yang hanya mengandalkan warna merah, hitam, dan putih. “Saya senang menggunakan pewarna alami, tetapi juga memproduksi dengan pewarna buatan,” ungkap Valentina. Dengan inovasi yang dilakukan, ia menyebut Batiktak sebagai batik Batak kontemporer. “Saya ingin mengubah image batik Batak yang tadinya terkesan angker dan kaku menjadi cantik, luwes dan keren, terlihat dari variasi motif yang modern dan warna-warna lembut.”
Sejak awal mendirikan Batiktak, strategi pemasaran yang digunakan Valentina sederhana. Ia mengenakan Batiktak ke gereja, ke pesta dan arisan. Setiap orang yang bertemu dengannya menanyakan tentang Batiktak. Ia juga memanfaatkan marketing ‘dari mulut ke mulut’. Valentina juga mengoptimalkan penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan blog. “Setiap ada yang beli kain dan menjahitnya, saya minta fotonya, kemudian saya upload di medsos setelah diizinkan,” jelas Valentina.
Untuk menjaga merek yang dibangunnya ini, Valentina telah mendaftarkan hak paten Batiktak ke Kementerian Hukum dan HAM RI. Maka, siapa pun yang akan berbisnis batik motif Batak sudah tak bisa lagi menggunakan nama Batiktak. “Mimpi saya, Batiktak bisa diterima oleh semua kalangan terutama generasi muda dengan harapan mereka lebih mencintai budayanya sendiri,” ujar Valentina.
Valentina Siagian menyimpan keinginan untuk berbisnis batik Batak sejak
10 tahun lalu. Namun, sebagai istri dari Brigjen Pol. Drs. Johny Rotua
Hutajulu, ia pensiun dini dari pekerjaannya di sebuah perusahaan Prancis
untuk mendampingi suami bertugas ke berbagai daerah. Lima tahun lalu,
Valentina mulai membuat batik Batak dan serius berbisnis.
Baca juga : Mengenal Batik - Batik Nusantara Lewat Museum Batik Danar Hadi Solo
Tidak mudah bagi Valentina mendapatkan perajin batik. Dalam lima tahun ia tiga kali berganti perajin batik. Perajin yang terpilih sekarang ini sangat mengerti keinginannya. Tidak hanya membuat batik dari motif Batak yang sesuai pakem Valentina juga ingin memadukan berbagai motif, misalnya motif gorga (Batak) dengan motif parang (Jawa), dan dipadukan motif modern seperti polkadot.
Batik Batak Kontemporer Valentina Siagian |
Yang menjadi ciri khas Batiktak adalah campuran warna yang membedakannya dengan batik Batak kuno yang hanya mengandalkan warna merah, hitam, dan putih. “Saya senang menggunakan pewarna alami, tetapi juga memproduksi dengan pewarna buatan,” ungkap Valentina. Dengan inovasi yang dilakukan, ia menyebut Batiktak sebagai batik Batak kontemporer. “Saya ingin mengubah image batik Batak yang tadinya terkesan angker dan kaku menjadi cantik, luwes dan keren, terlihat dari variasi motif yang modern dan warna-warna lembut.”
Sejak awal mendirikan Batiktak, strategi pemasaran yang digunakan Valentina sederhana. Ia mengenakan Batiktak ke gereja, ke pesta dan arisan. Setiap orang yang bertemu dengannya menanyakan tentang Batiktak. Ia juga memanfaatkan marketing ‘dari mulut ke mulut’. Valentina juga mengoptimalkan penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan blog. “Setiap ada yang beli kain dan menjahitnya, saya minta fotonya, kemudian saya upload di medsos setelah diizinkan,” jelas Valentina.
Untuk menjaga merek yang dibangunnya ini, Valentina telah mendaftarkan hak paten Batiktak ke Kementerian Hukum dan HAM RI. Maka, siapa pun yang akan berbisnis batik motif Batak sudah tak bisa lagi menggunakan nama Batiktak. “Mimpi saya, Batiktak bisa diterima oleh semua kalangan terutama generasi muda dengan harapan mereka lebih mencintai budayanya sendiri,” ujar Valentina.
sumber : pesona.co.id
Baca juga : Mengenal Batik - Batik Nusantara Lewat Museum Batik Danar Hadi Solo
0 Response to "Batik Batak Kontemporer Valentina Siagian"
Post a Comment