Arkeolog UI Berhasil Menemukan Motif Baru Batik Banten
Setelah melakukan kajian selama satu tahun terhadap gerabah di situs Banten Lama, Kota Serang, tim arkeolog UI berhasil menemukan motif terbaru batik banten. Motif Batik Banten terbaru tersebut bermotif gerabah.
Hasil temuan dan kajian tersebut akhirnya diserahkan oleh tim arkeolog UI kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui dinas kebudayaan dan pariwisata (Dibudpar) Banten di griya Batik Banten, desa Kebun Kubil, Kota Serang.
"Batik Banten berakar dari budaya nenek moyang yang terungkap kembali melalui penelitian arkeologi, ini menjadi suatu hal yang langka. Banyak provinsi yang menghasilkan batik, akan tetapi ragam hias batik Banten memiliki ciri khas tersendiri yang tidak digambarkan pada ragam hias batik di tempat lain," kata Irmawati, ketua tim peneliti arkeolog UI.
Motif gerabah batik Banten ini berdasarkan kajian arkelogis dari gerabah Banten yang ditemukan di kompleks Situs Banten Lama, Kota Serang pada tahun 2013. Bertambahnya koleksi motif gerabah batik Banten hasil kajian tim arkeolog UI ini diharapkan mampu semakin memperkuat jati diri bangsa dan meningkatkan perekonomian masyarakat di tanah Seribu Kyai, Sejuta Santri.
"Diharapkan para pengrajin dan pemuda putus sekolah yang telah mendapat pelatihan, dapat memperoleh bekal yang memberi nilai tambah pada skill dan kemampuan mereka. Baik dalam membuat batik Banten, pengemasan hingga aktivitas pemasarannya juga," kata Heriyanti Ongkodharma, ketua tim pengabdi batik Banten.
Hasil kajian arkeolog UI ini mendapatkan sambutan baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpat) Provinsi Banten.
Disbudpar berharap dengan bertambahnya motif batik banten tersebut, dapat semakin memperkuat kearifan lokal dan jati diri bangsa. Motif gerabah menjadi koleksi ke 29 motif batik Banten, tetapi baru sembilan buah yang baru dipatenkan.
"Dengan bertambahnya kekayaan motif dan corak batik Banten, kita akan terus membantu meningkatkan komoditi budaya kreatif dan inovatif seperti batik dengan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya. Salah satunya dengan membantu mempromosikan melalui kegiatan- kegiatan yang digelar pemerintah provinsi Banten, bisa juga menekankan mengenakan batik dihari kerja," kata Endrawati, kepala Disbudpar ditempat yang sama.
Perlu diketahui, batik Banten sudah dipatenkan sejak tahun 2003, batik Banten telah mengalami proses panjang hingga akhirnya diakui di seluruh Dunia. Ada sekitar 20 motif batik Banten yang diberi penamaan berdasarkan filosofinya, antara lain yaitu motif Sebakingking, Srimanganti, Pasulaman, Mandalikan, Kawangsan, Kapurban, Surosowan, Pejantren, Pamaranggen, Pancaniti, Datulaya, Langenmaita, Wamilahan, Panjunan, Kaibonan, Memoloan, Kesatriaan, Panembahan, Singayaksa dan motif Pasepen.
Hasil temuan dan kajian tersebut akhirnya diserahkan oleh tim arkeolog UI kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui dinas kebudayaan dan pariwisata (Dibudpar) Banten di griya Batik Banten, desa Kebun Kubil, Kota Serang.
"Batik Banten berakar dari budaya nenek moyang yang terungkap kembali melalui penelitian arkeologi, ini menjadi suatu hal yang langka. Banyak provinsi yang menghasilkan batik, akan tetapi ragam hias batik Banten memiliki ciri khas tersendiri yang tidak digambarkan pada ragam hias batik di tempat lain," kata Irmawati, ketua tim peneliti arkeolog UI.
Motif gerabah batik Banten ini berdasarkan kajian arkelogis dari gerabah Banten yang ditemukan di kompleks Situs Banten Lama, Kota Serang pada tahun 2013. Bertambahnya koleksi motif gerabah batik Banten hasil kajian tim arkeolog UI ini diharapkan mampu semakin memperkuat jati diri bangsa dan meningkatkan perekonomian masyarakat di tanah Seribu Kyai, Sejuta Santri.
"Diharapkan para pengrajin dan pemuda putus sekolah yang telah mendapat pelatihan, dapat memperoleh bekal yang memberi nilai tambah pada skill dan kemampuan mereka. Baik dalam membuat batik Banten, pengemasan hingga aktivitas pemasarannya juga," kata Heriyanti Ongkodharma, ketua tim pengabdi batik Banten.
Hasil kajian arkeolog UI ini mendapatkan sambutan baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpat) Provinsi Banten.
Disbudpar berharap dengan bertambahnya motif batik banten tersebut, dapat semakin memperkuat kearifan lokal dan jati diri bangsa. Motif gerabah menjadi koleksi ke 29 motif batik Banten, tetapi baru sembilan buah yang baru dipatenkan.
"Dengan bertambahnya kekayaan motif dan corak batik Banten, kita akan terus membantu meningkatkan komoditi budaya kreatif dan inovatif seperti batik dengan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya. Salah satunya dengan membantu mempromosikan melalui kegiatan- kegiatan yang digelar pemerintah provinsi Banten, bisa juga menekankan mengenakan batik dihari kerja," kata Endrawati, kepala Disbudpar ditempat yang sama.
Perlu diketahui, batik Banten sudah dipatenkan sejak tahun 2003, batik Banten telah mengalami proses panjang hingga akhirnya diakui di seluruh Dunia. Ada sekitar 20 motif batik Banten yang diberi penamaan berdasarkan filosofinya, antara lain yaitu motif Sebakingking, Srimanganti, Pasulaman, Mandalikan, Kawangsan, Kapurban, Surosowan, Pejantren, Pamaranggen, Pancaniti, Datulaya, Langenmaita, Wamilahan, Panjunan, Kaibonan, Memoloan, Kesatriaan, Panembahan, Singayaksa dan motif Pasepen.
sumber : kompasiana
0 Response to "Arkeolog UI Berhasil Menemukan Motif Baru Batik Banten"
Post a Comment